Orang Tua Idaman Anak, Seperti Apa Sih?

ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Orang Tua Idaman Anak, Seperti Apa Sih?
Orang Tua Idaman Anak, Seperti Apa Sih?

Tak jarang dalam mendidik anak, orang tua selalu berharap tentang banyak hal dalam diri anak mereka. Mulai jadi anak yang soleh, penurut, baik dalam pergaulan dan sebagainya. Namun diluar dari itu sudahkah anda menjadi orang tua yang diidamkan anak? Lalu bagaimana menjadi orang tua yang menjadi kebanggakan anak? Yuk simak tips berikut ini:

1. Bersahabatlah Dengan Anak

Jadikanlah keluarga menjadi tempat ter-nyaman bagi anak. Wujudkan dengan memberikan perhatian yang cukup terhadap anak, mencontohkan segala hal baik mulai dari orang tua seperti bagaimana seorang istri hormat kepada suami sebagai pemimpin keluarga dan begitupun bagaimana seorang suami memimpin keluarga dengan penuh kasih sayang tanpa melupakan bagaimana bersikap tegas ketika ada sesuatu yang salah.

Anda juga harus sadar bahwa di masa anak-anak, anak akan lebih antusias berbiacara daripada berpikir terlebih dahulu, lebih suka hadiah daripada hukuman.

2. Didiklah Dengan Cinta

Mendidik tanpa cinta dan perasaan akan seperti kabel tanpa listrik, mungkin akan terhubung namun tidak akan ada ikatan yang lebih dari itu. Membiasakan mendidik dengan cinta akan menumbuhkan cinta yang baik pula terhadap anak.

Oleh karena itu orang tua harus dengan sepenuh hati dalam mendidik anak. Apabila ada kesalahan bicarakan dengan santun tanpa melemahkan hukuman(positif) agar mereka tau konsekuensi ketika berbuat salah. Hindari berkata kasar dan kotor karena dari situlah anak juga akan belajar dalam berucap.

Cinta bukan berarti anak bebas di dalam rumah dan sekolah serta dibolehkan melakukan apapun yang diinginkan tanpa aturan. Ini bukan cinta namanya, namun kelemahan dan keruntuhan. Cinta Rasulullah terhadap para sahabatnya tidak menghalangi beliau untuk memberikan kewajiban kepada mereka dan menggiring mereka ke medan jihad. Bahkan, beliau tak segan menghukum sahabat apabila berbuat dosa dan menyimpang dari batasan-batasan Islam. Ini semua tidak melemahkan cinta para sahabat kepada Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam, bahkan semakin meningkatkan cinta dan ketaatan mereka kepadanya.

3. Tegas Namun Tetaplah Tenang

Setiap perintah kepada anak harus disampaikan dengan tegas, tapi juga menyelipkan kesiapan orang tua untuk membantunya. Ketika ia memainkan banyak sekali mainan di kamar hingga berantakan, ibu bisa berkata, “Mari kita rapikan mainanmu bersama-sama.” Saat itu ibu mulai merapikan mainan, dan anak akan segera membantu ibu.
Baca juga: Ini Nama-Nama Yang Dilarang Dalam Islam, Nomor 3 Paling Banyak Digunakan
Kita sering melihat anak diam tak bergeming, bahkan menangis dan teriak kala disuruh ibunya dengan nada ancaman agar mencuci tangan atau masuk kamar mandi. Namun andai anak menerima perintah dengan kata-kata lembut dan tenang, ia akan menerima perintah dengan sangat tenang.
Semakin anak didesak, ia akan semakin membangkang dan tidak berkeinginan untuk menjalankan pekerjaan yang diperintahkan kepadanya.

4. Hal yang Diperlukan Adalah Kasih Sayang

Ingatlah bahwa anak memerlukan sentuhan kasih sayang ibu dan ayahnya. Ingatlah hadits-hadits yang menuturkan bagaimana Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam mengusap kepala anak-anak dengan tangan beliau. Disebutkan dalam hadits shahih riwayat An-Nasa’I dari Anas –radhiyallāhu ‘anhu– bahwa ia berkata, “Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam mengunjungi kaum Anshar, mengucapkan salam kepada mereka, dan mengusap kepala mereka.”
Ketika anak Anda bangun pada pagi hari, jangan ragu untuk mengusap kepalanya. Sebelum ia pergi meninggalkan rumah menuju taman kanak-kanak atau sekolah, dekaplah ke dada Anda dengan kasih sayang. Ketika ia pulang, ciumlah dan tepuk-tepuklah punggungnya sambil menanyakan apa yang ia lakukan di sekolah selama seharian.
Sebelum anak tidur pada malam hari, dekaplah ke dada Anda dan ciumlah ia.
Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam biasa bercanda dengan anak-anak dan menyayangi mereka. Hal ini beliau lakukan terhadap cucu-cucu beliau dan anak-anak para sahabat.
Abu Hurairah –radhiyallāhu ‘anhu– meriwayatkan bahwa Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam mencium Hasan bin Ali –radhiyallāhu ‘anhu–. Saat itu Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk di dekat beliau. Ia berkata, “Aku punya sepuluh anak. Aku tidak pernah mencium seorang pun di antara mereka.”
Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam menatap ke arahnya lalu bersabda, “Siapa tidak menyayangi, ia tidak disayang.”[1]
Mu’awiyah –radhiyallāhu ‘anhu– berkata, “Siapa yang punya anak, bersikaplah layaknya anak untuknya.”
Sejumlah orang pedalaman datang menemui Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam lalu bertanya, “Apakah kalian mencium anak-anak kalian?”
Ya,” jawab beliau.
Mereka lantas berkata, “Tapi kami, demi Allah, tidak mencium (anak-anak).”
Rasulullah shallaallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda, “Apa yang bisa aku lakukan jika Allah telah mencabut kasih sayang dari hati kalian.” [2]
——————————————————————-
[1] Muttafaq alaih
[2] HR. Ahmad (VI/70)

Diketik ulang dari buku terjemahan ‘Modern Islamic Parenting: Cara Mendidik Anak Masa Kini dengan Metode Nabi’.

Judul Asli:       Kaifa Turabbi Abnaa’aka fii Haadzaz Zamaan?
Penulis:            Dr. Hassan Syamsi
Artikel Berbagi Tausiah Islam dan muslimah.or.id
ADSENSE 336 x 280 dan ADSENSE Link Ads 200 x 90

0 Response to "Orang Tua Idaman Anak, Seperti Apa Sih?"

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.